MTPJ Minggu Berjalan 31 Maret - 6 April 2019 Matius 26 : 1-13 Minggu Sengsara ke Empat

Maret 29, 2019
Jumat, 29 Maret 2019
TEMA BULANAN : “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir”
TEMA MINGGUAN : “Rencana Jahat versus Kemurahan Hati”
BACAAN ALKITAB : Matius 26:1-13

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Penyataan eksistensi Allah selaku yang awal dan yang akhir sebagaimana tema GMIM “Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (Wahyu 21:6) menunjukkan kebenaran wibawa-Nya dalam keilahian Kristus. Kekekalan Allah selaku Yang Awal dan Yang Akhir memberi pengajaran yang kuat dan sempurna bahwa Dia-lah yang berkuasa penuh atas waktu.

Tak ada jeda dalam sejarah hidup di dunia dan di sorga tanpa kekuatan kuasa Allah. Berbeda dengan manusia yang mengetahui hanya secara kasat mata, selaku yang awal dan yang akhir. Tuhan mengetahui sampai kedalaman isi hati manusia, apakah jahat atau baik.

Rencana jahat apapun bentuknya adalah dosa, seperti kons-pirasi atau persekongkolan untuk merekayasa kesalahan, sengaja mengubah fakta untuk tudingan palsu untuk upaya menyingkirkan dan menghancurkan pihak tertentu.

Suatu konspirasi hanyalah berdampak buruk bagi tatanan kehidupan umat dan bangsa di dunia. Mereka yang tak bersalah terseret menanggung derita akibat kejahatan sosial yang sama sekali tidak berbobot. Versus berarti melawan.

Sebaliknya kemurahan hati, berasal dari kata murah hati. Dalam KBBI murah hati berarti suka (mudah) memberi, tidak pelit; penyayang dan pengasih, suka menolong, baik hati. Orang yang memiliki kemurahan hati melakukan ajaran Yesus yang memiliki sifat penuh dengan kemurahan hati. Yesus memberi perintah

dalam Lukas 6:36 “Hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati”. Umat yang menaruh iman kepada Tuhan Yesus harus bertekad kuat mewujudkan komitmen menjadi orang yang memiliki kemurahan hati, dimanapun di utus berkarya. Karena itu tema minggu ini ialah “Rencana Jahat versus Kemurahan Hati”.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Dalam ayat 1-2  Yesus memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan diserahkan untuk disalibkan. Ia menyebut hari kematian-Nya yaitu dua hari lagi berarti pada waktu Yesus mengucapkan ini tepat pada hari rabu. Dua hari kemudian akan dilaksanakan perayaan terbesar dikalangan bangsa Yahudi, itulah perayaan Paskah.

Dalam konteks Yahudi, Paskah adalah perayaan yang dilaksanakan untuk mengingat bagaimana Tuhan Allah melepaskan orang Israel dari tanah perbudakan di Mesir (keluaran 12:13). Perayaan Paskah dilaksanakan pada bulan Nisan, hari ke 14 bulan itu (Maret-April).

Pada bulan Nisan, di hari perayaan Paskah orang Israel menyembelih domba dan darahnya mengenangkan orang Israel kepada peristiwa penyelamatan di Mesir. Pintu rumah mereka yang dioleskan darah domba  “dilewati” oleh malaikat yang menyatakan tulah ke 10, yaitu kematian anak sulung. Orang Israel diselamatkan dari kematian dengan tanda darah domba. Pada perayaan Paskah, kaum laki-laki Yahudi diharuskan ziarah ke Yerusalem.

Yesus mengetahui Paskah segera tiba dan Ia akan mengalami derita pengkhianatan yang direncanakan.Ayat 3-5, menyoroti soal konspirasi atau persekongkolan Imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi untuk menangkap dan menyalibkan Yesus. Suatu rencana jahat yang disiasati para petinggi Yahudi dengan tujuan supaya Yesus dibunuh.

Rencana jahat dengan pokok percakapan berupa strategi penyaliban Yesus diadakan di istana imam besar Kayafas (+ thn 18-36 M), keterangan dalam ayat 5, rencana jahat itu jangan pada waktu perayaan dengan alasan supaya tidak terjadi pemberontakan atau keributan dari kalangan pengunjung yang akan melaksanakan ziarah. Termasuk orang Galilea yang nanti hadir dengan jumlah yang besar pada perayaan tersebut.

Ayat 6-13, Ketika berada di rumah Simon si kusta, telah berkumpul sahabat-sahabat Yesus; diantaranya Lazarus, yang pernah dibangkit-kan oleh Tuhan Yesus. Ketika itu Maria saudara perempuan Lazarus, membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Perempuan itu mencurahkan minyak wangi di atas kepala Yesus (ayat 7).

Ia mencurahkan minyak wangi dengan memecahkan leher buli-buli pualam yang sangat sempit agar minyak mahal yang terdapat pada wadah itu dapat mudah dicurahkan dari atas kepala sampai ke kaki Yesus (lihat Markus 14:3, Yohanes 12:3).

Melihat tindakan Maria yang menunjukkan kasih kepada Yesus maka gusar hati para murid (gusar-marah/gerang) dan berpendapat, apa yang dilakukan perempuan tersebut adalah pemborosan. Minyak wangi yang dicurahkan itu seharga 300 dinar harga yang fantastis di saat itu, setara dengan upah seorang pekerja setahun. Itu lenyap terbuang percuma.

Alasan para murid gusar terhadap ekspresi Maria yang dianggap berlebihan karena minyak yang mahal itu dapat di jual dan diberikan kepada orang miskin. Namun apakah benar mereka memiliki hati yang tulus seperti itu? Yesus tahu benar isi pikiran para murid dan justru Ia membela serta memuji perempuan itu telah melakukan perbuatan yang baik, sekaligus telah membuat suatu persiapan untuk penguburan Yesus.

Menyatakan kasih disaat orang masih hidup jauh lebih bermakna ketimbang memelihara kebiasaan lama meminyaki orang setelah ia mati. Menyimak ajaran Yesus dalam naskah ini (ayat 11 dan 12) menyiratkan kasih kepada orang yang telah meninggal sebenarnya sudah terlambat. Kasih dan hormat yang diupayakan oleh perempuan di Betania kepada Yesus sesungguhnya merupakan tindakan kemurahan hati yang tulus.

Makna dan Implikasi Firman
Yesus sudah menyatakan kesediaan-Nya untuk mengalami penderitaan dan kematian supaya manusia dan seisi dunia ini beroleh selamat (Matius 26:2). Serahkanlah totalitas hidup kita pada Tuhan yang mengetahui rancangan terbaik bagi umat-Nya (bnd Amsal 16:3, Yeremia 29:11). Tuhan Mahatahu, Ia mengetahui persis segala sesuatu bahkan masih terselubung, yakni yang akan nanti terjadi. Karena itu rencanakan yang baik dan berkenan pada Allah serta lakukan yang dikehendaki-Nya niscaya dalam kepatuhan akan Firman, kasih-Nya nyata di dalam kita.

Adakan pertobatan dalam hidup tatkala didapati sengaja atau tanpa disadari terjadi konspirasi/persengkokolan jahat dari segi politik seperti money politic, juga dari segi agama dan ekonomi/perdagangan dengan ada prilaku korupsi yang mengakibatkan derita yang tak semestinya dirasakan. Karena itu miliki hati yang kaya kasih, dibalut ketulusan sehingga cerminan kasih Tuhan Yesus yang sedia menanggung sengsara supaya kita selamat dan beroleh hidup kekal (Yohanes 3:16).

Matius 26:12 pencurahan minyak ke tubuh Yesus menjadi tanda persiapan untuk penguburan-Nya. Hal ini melahirkan tradisi baru bahwa pengurapan dilakukan saat orang masih hidup dan bukan nanti dilakukan setelah meninggal.

Ada kebiasaan kita sekarang yaitu saat pemakaman mengacarakan pemberian tanda kasih melalui penyematan bunga dan ciuman terakhir kepada yang meninggal. Menurut Yesus (ayat 10) tindakan Maria yang mengurapi Yesus adalah perbuatan baik. Perbuatan baik sebagai tanda kasih menjadi sangat bermakna ketika dilakukan pada saat masih hidup bukan nanti setelah mati.

Di Minggu Sengsara IV ini, diingatkan kembali agar jemaat atau warga gereja berupaya menjadi panutan dalam hal berbuat baik. Memberi perhatian sekaligus kasih kepada orang yang hidup dalam kemiskinan dan semua yang membutuhkan uluran tangan Tuhan melalui umat-Nya yang nampak pada sikap murah hati, tidak pelit, suka memberi sebagai “life style”, gaya hidup orang percaya (Lukas 6;36).

PERTANYAAN DISKUSI:

  1. Apakah yang anda pahami dalam bacaan Matius 26 :1-13 dihubungkan dengan tema Rencana Jahat versus Kemurahan Hati? Jelaskan!
  2. Apa jawaban Yesus terhadap tindakan perempuan yang mengurapi-Nya dengan minyak yang sangat mahal. Bagaimana model memberikan persembahan yang terbaik?
  3. Bentuk-bentuk program apakah yang dapat dilakukan oleh gereja yang bercermin dari pesan yang disampaikan dalam perikop ini?

NAS PEMBIMBING: Lukas 6 : 36

POKOK-POKOK DOA:

  • Agar orang percaya tetap setia dan dikuatkan menghadapi rencana jahat.
  • Umat mengasihi Tuhan dan hidup dalam kemurahan hati.
  • Warga gereja dimampukan untuk senantiasa berbuat baik termasuk memberi yang terbaik.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: KJ No.33 Suara-Mu Kudengar
Ses Nas Pembimbing: KJ  No.178   Kar’na Kasih-Nya Padaku
Pengakuan Dosa: KJ  No. 27 Meski Tak Layak Diriku
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No.29 Apakah Yang T’lah Engkau Lakukan
Ajakan untuk Mengikut Yesus Di  Jalan Sengsara: KJ No.375 Saya Mau Ikut Yesus
Persembahan: KJ No.363 Bagi Yesus Kuserahkan
Penutup:  KJ No 183 Menjulang Nyata Atas Bukit Kala

ATRIBUT:
Warna dasar ungu dengan simbol XP (Khi-Rho), cawan pengu-capan, salib dan mahkota duri.

Sumber : www.gmim.or.id

Thanks for reading MTPJ Minggu Berjalan 31 Maret - 6 April 2019 Matius 26 : 1-13 Minggu Sengsara ke Empat | Tags:

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Related Posts

Show Comments
Hide Comments

0 comments on MTPJ Minggu Berjalan 31 Maret - 6 April 2019 Matius 26 : 1-13 Minggu Sengsara ke Empat

Posting Komentar

Syalom mari memberi komentar dengan sopan sesuai dengan tujuan web, Komentar mengandung nilai negatif kamis hapus.saudara juga bisa berbagi pengalaman Inspirasi atau materi Khotbah serta Renungan Firman Tuhan dll disini.Terima kasih sudah berkunjung