Anugerah Kesaksian Pelayanan dalam Sejarah Gmim Betel Pintukota Besar

Maret 12, 2018
Senin, 12 Maret 2018

 15 April 1952




“PENDAHULUAN”

Jemaat Gmim Betel Pintukota Besar memiliki latar belakang sejarah pelayanan yang cukup panjang , baik dari segi administrasi maupun kelembagaan.karena kedua hal ini merupakan tolak ukur terhadap tata kelola gereja sebagai lembaga diterima, dicintai, serta dimiliki oleh jemaatnya

sebagaimana Kristus Yesus Mengasihi jemaatnya begitu pula jemaat mengasihi gereja yang tuanNya adalah Yesus Kristus sebagai kepala gereja.

Saya coba memaparkan sejarah jemaat Betel menurut sumber refrensi yang dapat dipercaya sebelum dan setelah dilayani oleh para pendeta sebagaimana Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM.

Sebab dari adminstrasi gereja minim informasi bahkan terkesan kurang mendapat tempat dari para pendiri jemaat (founding fathers) dalam upaya meng-arsipkan setiap perjalanan pelayanan dalam garis cerita sejarah untuk sebuah dokumen penting terhadap generasi selanjutnya, sehingga menggali cerita dari akar rumput sedikit kesulitan.

Saya hanya berorientasi pada satu dokumen tersisa yang sudah di makan rayap hasil tulisan singkat dari Bpk.Herman Mutahang selaku Ketua Jemaat pada tahun 1995. yang beliau tulis lewat informasi ingatan dari Bpk.Mathias Sala (alm), Bpk.Piterson Sondak(alm), Bpk.Gerson Bilindade(alm) dan Theopilus Tapahing (alm)

Tulisan ini dibuat atas dedikasi (pemberian) diri saya sebagai saksi maupun pelaku dari apa yang dialami selama pelayanan ketika sebelum hadirnya para pendeta di jemaat ini. 

Saya melayani sejak tahun 1996 sebagai guru sekolah minggu dan di tahun 2000 dipercayakan sebagai Penatua Pemuda serta menjadi sekretaris jemaat tahun 2006.

Dari periode ke periode kurangnya jemaat maupun pelsus yang serius melihat bahwa catatan sejarah jemaat adalah bagian penting dalam kehidupan persekutuan dengan Tuhan Yesus yang patut dibenahi untuk kepentingan dokumen jemaat.

Pelayanan inilah menginspirasi saya untuk menulis sedikit cerita tentang Jemaat Gmim Betel Pintukota Besar agar diketahui jemaat masyarakat dari masa ke masa.

Tahun 2016 lalu ada rencana pembentukan tim dalam rangka menggali sejarah Jemaat Gmim Betel tetapi tidak ada tanggapan serius dari semua pihak.

Saya berharap catatan singkat  ini akan membawa jemaat mengenal seperti apa kondisi serta suasana dalam kurun waktu pelayanan dari tahun ke tahun dan dapat dikaji kembali secara detil perjalanan sejarah Gmim ditanah Pintukota ini maupun di Pulau Lembeh secara umum, 

Saya pun dengan sukacita jika ada dari rekan sekerja maupun jemaat dapat meluruskan catatan ini seandainya terdapat kekeliruan, terima kasih.


Pintukota, Mei 2017
Penulis :Denius Sondoh


Jemaat “BETEL” Pintukota Besar adalah persekutuan anggota-anggota jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa Wilayah Bitung enam Kecamatan Lembeh Utara terbentuk atas hadirnya 3 kepala keluarga dari Desa Aertambaga pada tahun 1935, mereka adalah:

1.Keluarga Tapahing-Tahulending

Anggota Keluarga:
Lambetus Tapahing (Ayah)
Maria Tahulending (Ibu)

Anak-Anak :
Anatje Tapahing

Theopilus Tapahing

Alice Tapahing

Arnold Tapahing

Albert Tapahing

Beatriks Tapahing

2.Keluarga Patolenganeng Kabuhung

Anggota Keluarga:
Herman Patolenganeng

Maritje Patolenganeng

Hernina Patolenganeng

Nelman Patolenganeng

Pintje Patolenganeng

Marlina Patolenganeng

3.Keluarga Abram Takatuliang

Anggota Keluarga:
Pen Abram

Debora Abram

Betrida Abram

Masa ini dianggap sebagai masa pra-jemaat dengan asumsi bahwa belum ada pimpinan Jemaat saat itu. Pelayanan anggota jemaat masih termasuk dalam bagian pelayanan dari Jemaat Mawali I tahun (1944-1949) guru jumatnya adalah Pnt.Albert Pianaung dan Jemaat Gunung Woka (1950-1951) guru jumatnya Pnt. Nara Aramba

Pada hari Selasa tepatnya tanggal 15 April 1952 Jemaat Pintukota Besar sah sebagai persekutuan jemaat yang berdiri sendiri sebagaimana tertuang dalam keputusan Rapat Majelis Jemaat Gunung Woka tanggal 8 April 1952

Dalam keputusan itu menunjuk Pnt. Frans Dalekes sebagai fasilitator dalam membantu pelayanan. 

oleh karena belum memiliki Rumah Ibadah sendiri, maka ibadah serah terima jemaat yang baru, dilaksanakan dirumah Keluarga Tapahing Tahulending  pada hari Selasa 15 April 1952, dari jemaat Gmim Gunung Woka kepada Jemaat Pintukota Besar 

Ibadah penyerahan tanggung jawab jemaat mandiri tersebut dipimpin oleh Pnt.Frans Dalekes. 

Hari itu juga langsung dilaksanakan Pemilihan Pelayan Khusus oleh Pnt.F Dalekes dan mereka adalah ;

1.Penatua.Theopilus Tapahing (Sekretaris Jemaat)

2.Syamas.Frederik Tamawentung(Bendahara Jemaat)

3.Bpk.Martin Hento (kostor)

selang 3 minggu dari acara serah terima jemaat baru,pada tanggal 5 mei 1952 jemaat berhasil mendirikan Rumah Ibadah berukuran 5x6 meter dengan atap daun woka dinding bambu (bulu pitate)
bersamaan bertambahnya 3 keluarga yakni:

1.Keluarga Hento Mutingga.

2.Keluarga Mutahang Sasue.

3.Keluarga Tamawentung Baliude.

Seiring bertambahnya penduduk yang ada di pintukota maka pelayanan pun semakin menunjukkan perkembangan yang luar biasa dengan pergumulan kala perjamuan kudus dan baptisan tidak ada pelayan yang dapat melayani.

Dengan melihat pergumulan tersebut patut ditangani, maka ketiga pelsus diatas menunjuk Bpk.Thomas Tatambihe sebagai penghubung kepada Pendeta Johan Pusirumang S.th yang ada di Jemaat Gmim Parigi Dolong(sekarang Nasaret 2)untuk memimpin perjamuan dan baptisan kudus dengan jemputan transport perahu dayung atau perahu londe dari Pintukota ke Padang Pasir Pateten pulang pergi.

Oleh karena kebutuhan pelayanan yang sangat mendesak maka Pendeta.Pusirumang menunjuk sala satu pelayan khususnya membantu pelayanan di Pintukota yaitu Penatua Simon Bukasiang sekaligus menjabat sebagai Guru Jumat atau Ketua Jemaat yang pertama sekalian jawaban atas pergumulan jemaat.

Tahun 1969 Penatua Simon Bukasiang digantikan oleh Penatua Mathias Sala s/d tahun 1985.pertengahan tahun 1985 penatua Mathias Sala digantikan oleh Penatua Herman Mutahang sampai awal tahun 2002 sebagai Guru Jumat.

Tahun 2003-2009 Pendeta Fristi Arthur kelung M.Th berasal dari Amurang Minahasa Selatan menjadi Ketua Badan pekerja majelis Jemaat Gmim Betel Pintukota Besar kemudian di mutasikan kejemaat Gmim Kalfari Raanan lama Wilayah Motoling selanjutnya di gantikan oleh Pendeta Piere Emil Andrea Robot M.Pd.k berasal dari Aertambaga Bitung tahun 2009-2015 yang dimutasikan ke Jemaat Maranatha Kasawari 

Tahun 2015 sampai 2022 Jemaat Gmim Betel Pintukota Besar dipimpin oleh Pendeta Yansye Steifane Tendean S.Th berasal dari Desa Sinisir Wilayah Modoinding. Sedangkan tahun 2022-sekarang Jemaat Betel dilayani oleh Ketua BPMJ asal Langowan Pdt.Christina Sumolang S.Th

Penetapan jemaat Gmim “Betel” sebagai nama gereja dan jemaat, dirubah pada tahun 1992 setelah  dilaksanakan pemekaran wilayah yang ada di pulau lembeh menjadi dua wilayah. 

Wilayah Bitung Empat yang sebelumnya menjangkau seluruh pelayanan Pulau Lembeh dari Lirang sampai Pancurang namun kini hanya menjangkau dari Jemaat Siloam Mawali II hingga Ebenhaezer Pancurang 

Sedangkan Wilayah Bitung Enam sebagai wilayah yang baru dengan jangkauan pelayanan dari Lirang sampai Mawali 1.

Tepatnya 15 April 2008 Gedung Gereja Gmim Betel diresmikan oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara Fredy Sualang SH dan di tahbiskan dalam ibadah oleh Ketua BPMS Pdt.DR A.O.D Supit dibawa kepemimpinan pelayanan Pdt.Fristi Arthur Kelung S.Th

Demikianlah Sejarah singkat Jemaat Gmim Betel Pintukota Besar sekiranya akan menjadi kenangan tertulis dan terus diingat sepanjang kehidupan oleh umat manusia yang Tuhan beri kesempatan mendiami Bumi tercinta ini.Terima kasih

Syalom Damai di Hati

Thanks for reading Anugerah Kesaksian Pelayanan dalam Sejarah Gmim Betel Pintukota Besar | Tags:

Next Article
« Prev Post
First

Related Posts

Show comments
Hide comments

1 comments on Anugerah Kesaksian Pelayanan dalam Sejarah Gmim Betel Pintukota Besar

Syalom mari memberi komentar dengan sopan sesuai dengan tujuan web, Komentar mengandung nilai negatif kamis hapus.saudara juga bisa berbagi pengalaman Inspirasi atau materi Khotbah serta Renungan Firman Tuhan dll disini.Terima kasih sudah berkunjung